Parade Bajingan Yogyakarta

Parade Bajingan, Mencuri Mata Wisatawan
BEBERAPA gerobak sapi dalam pembukaan Festival Gerobak Sapi (FGS) 2015 di Stadion Sultan Agung (SSA), Sewon, Bantul pada Minggu (6/9/2015).* 

YOGYAKARTA,(PRLM).-Salam Bajingan! itulah salam yang sering didengar dalam pembukaan Festival Gerobak Sapi (FGS) 2015 di Stadion Sultan Agung (SSA), Sewon, Bantul pada Minggu (6/9/2015).
Bajingan yang dimakaud adalah para peaerta gerobak sapi yang menjadi acara tahunan dan khas bagi Kabupaten Bantul.
Ratusan bajingan dengan gerobak sapinya memeriahkan gelaran festival yang sudah berjalan dalam tahun ketiganya ini. Diantara lenguhan sapi, para bajingan dengan cekatan mengemudikan gerobak sapinya yang telah dihias menjadi menarik.
Jika pada hari biasa mereka mengemudikan gerobak sapinya untuk mengangkut hasil-hasil pertanian, kini mereka dengan bangga mengemudikan gerobak sapinya di sepanjang jalan dan di depan ribuan penonton serta para pejabat tamu undangan, termasuk Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengkubuwono X.
Ketua Panitia FGS 2015, Bowo Harso Nugroho menjelaskan festival pada tahun ini mengalami peningkatan peserta dimana diikuti oleh 227 gerobak sapi yang berasal tidak hanya dari DIY namun juga beberapa daerah di Jawa Tengah.
"227 gerobak sapi akan unjuk diri dalam festival gerobak sapi 2015 yang terdiri dari tiga agenda lomba," ujarnya.
Lomba yang paling banyak diikuti peserta menurutnya ada lomba gerobak sapi karnaval dimana diikuti 209 peserta. Gerobak akan diarak melalui Jalan Imogiri Barat, Jalan Imogiri Timur, hingga kemudian kembali ke SSA.
Agenda lomba kedua adalah lomba gerobak sapi modifikasi yang diikuti 10 peserta, dalam lomba ini para bajingan beradu kreativitas mengubah gerobak sapinya menjadi menarik dan lain daripada yang lain.
Sementara lomba ketiga adalah lomba ketangkasan mengemudi gerobak sapi yang diikuti delapan peserta, dalam lomba ini menurut Bowo, para bajingan akan beradu balap dengan gerobak lainnya di arena pacuan kuda SSA.
Tak hanya diikuti para bajingan, menurut Bowo juga menggelar berbagai lomba lainnya yang bisa diikuti masyarakat umum, diantaranya lomba fotografi gerobak sapi yang diikuti ratusan peserta dari Jawa dan Bali, ada juga lomba desain grafis gerobak sapi yang diikuti 56 peserta.
"Bagi pengunjung dan penonton ada juga lomba selfie yang nantinya akan dikirim lewat sosial media," tutur ya
Menurut Bowo, tujuan penyelenggaraan FSG 2015 adalah untuk menjadi wadah bagi para petani maupun pemilik gerobak agar bisa tetap eksis melestarikan transportasi tradisional berupa gerobak sapi.
"Ini juga akan meningkatkan harga sapi yang ikut jadi naik dan juga meningkatkan harga gerobak sapi itu sendiri," ucapnya
Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengkubuwono X yang hadir membuka festival tersebut mengungkapkan adanya peningkatan jumlah peserta dari yang pertama kali diikutinya sejumlah 53 gerobak sapi menjadi 227 gerobak pada tahun ini diharapkan juga bisa mendorong berkembangnya kegiatan ekonomi lain yang menopang gerobak sapi seperti industri pembuatan gerobak, sehingga lebih banyak masyarakat yang menerima manfaat.
"Berarti akan tumbuh potensi baru di sektor lain yang menopang gerobak untuk dunia pariwisata," ungkapnya.
Sultan berharap gerobak sapi bisa menjadi kekuatan baru dalam dunia pariwisata maupun kebudayaan di DIY. Gerobak sapi menurutnya perlu diolah menjadi promosi budaya, agar orang Jogja bisa kembali lagi ke pemahaman kulturnya.
"Gerobak sapi tidak hanya jadi alat transportasi, tapi juga alat pariwisata dan budaya," katanya.
Hal serupa diungkapkan Asisten Deputi Pengembangan Bisnis dan Pemerintahan Kementrian Pariwisata Republik Indonesi, Tazbir Abdullah mengungkapkan gelaran FGS akan meningkatkan gairah dunia pariwisata di DIY, sehingga para pelaku di dalamnya harus bangga.
"Kini para bajingan mendapat posisi terhormat di dunia pariwisata," ujarnya.(Wilujeng Kharisma/A-89)***

Share:

0 komentar:

Post a Comment