Mengenang Chrisye, si 'Lilin Kecil' yang legendaris

Nama Chrisye tak asing di telinga pecinta musik di Tanah Air. Musisi legendaris itu memiliki segudang lagu hits yang begitu digandrungi oleh para penggemarnya.

Hari ini, tepatnya 66 tahun lalu, adalah hari kelahiran dari pria yang lahir dengan nama Christian Rahadi, kemudian berubah menjadi Chrismansyah Rahadi, itu. Chrisye merupakan anak kedua dari tiga bersaudara dari pasangan suami istri Laurens Rahadi (Lauw Tek Kang), seorang wirausaha keturunan Betawi-Tionghoa, dan Hanna Rahadi (Khoe Hian Eng), seorang ibu rumah tangga keturunan Sunda-Tionghoa.

Mengenang Chrisye, si 'Lilin Kecil' yang legendaris

Sejak duduk di bangku SD, Chrisye sudah rajin mendengarkan musik dari piringan hitam milik ayahnya. Saat itu, Chrisye bernyanyi mengiringi lagu-lagu Bing Crosby, Frank Sinatra, Nat King Cole, dan Dean Martin. Saat SMA, Chrisye membeli gitar bas dan mempelajarinya.

Chrisye bergabung dalam grup band yang dibentuk oleh Nasution bersaudara. Grup band itu bernama Sabda Nada, kemudian berubah nama menjadi menjadi 'Gipsy' supaya terdengar lebih macho dan seperti band Barat. Jadwal manggung band tersebut di mini disko, acara ulang tahun, pernikahan dan Taman Ismail Marzuki (TIM) saat itu begitu padat.

Akibatnya, Chrisye mengundurkan diri dari tempatnya kuliah waktu itu yakni Universitas Kristen Indonesia (UKI). Chrisye kemudian masuk Akademi Pariwisata Trisakti karena menganggap jadwal kuliah di kampus itu lebih fleksibel. Namun 3 tahun kemudian, 1973, atas restu keluarga, Chrisye kembali mengundurkan diri dari bangku kuliah untuk berangkat menuju ke New York, menyusul grup band Gipsy.

Di New York, Chrisye dan grup band Gipsy manggung di Ramayana Restaurant, milik Pertamina. Chrisye pulang ke tanah air pada akhir 1973. Chrisye kemudian dikenalkan dengan seniman serba bisa yang tak lain adalah putra Bung Karno yakni Guruh Soekarno Putra. Saat itu, Nasution bersaudara tengah bekerjasama dengan Guruh untuk menyiapkan sebuah proyek.

Crisye lantas kembali ke New York pada 1975. Namun, kali ini dia berangkat bersama grup band The Pro's. Namun, jelang beberapa pekan kontraknya selesai pada pertengahan 1975, Chrisye mendapat telepon dari orangtuanya yang mengabarkan soal kematian saudaranya, Vicky.

Sayangnya, Chrisye tak bisa langsung pulang ke Jakarta. Pikirannya pun kacau. Setelah pulang ke tanah air, dia tak berhenti menangis dalam pesawat. Chrisye kemudian ditawari sejumlah lagu untuk dinyanyikan oleh Chrisye sebagai vokalis utama. Setelah depresinya hilang, Chrisye mengikuti latihan di rumah Guruh di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Share:

0 komentar:

Post a Comment